10.31.2009

Selamat

Kami seluruh civitas SMP Negeri 11 Yogyakarta, mengucapkan selamat atas kelahiran putra ke-2 dari Bapak Istiardi, S.ST (Guru TIK)
Pada hari Ahad, 18 Oktober 2009, di RS Wirosaban Yogyakarta

Semoga menjadi anak yang sholeh, berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Amiin.

Foto dan nama
"COMING SOON"

Read More..

8.30.2009

Reuni & Party

Buat temen-temen alumni 2004 wajib datang. Harap berkumpul di SMP N 11 Yogyakarta pada:
Hari / Tanggal : Minggu, 09 Agustus 2009
Tempat Reuni : Fruit Park Mangunan "Imogiri"
Waktu : Pukul 09:09 WIB
Acara : Reuni Lulusan 2004
Acara ini Gratis alias gk bayar. Wajib dateng ya. . .
NB: Bensin, Makan, Masuk Lokasi, Rokok, Dll. Ditanggung masing-masing yah :P

Untuk informasi Lebih Lanjut hubungi:
>> Izwanto (085643518657)
>> Ririn (085643977189

Read More..

8.29.2009

Foto Kelulusan

Maaaaaaaaaaak'eeeeeeeeeee aku luluuuuuuusssssssssssss..........



huaaaaaaaaaaaaaaaaaa?!@#$%^&*!!!


Kalo inget foto ini jadi merinding, jadi pengen nangis, terharu deh pokoknya. Yup! ini adalah anak-anak angkatan 2007 (kayaknya sih) admin agak lupa je, hehehe Maap yah. btw pokoknya sukses selalu buat kalian semua, jadi anak yang baik, berguna bagi agama, masyarakat, bangsa dan negara.
Jangan lupa sering mampir ke SPLASTA ya, bawa gulo teh (halah :P)
salam "admin splasta" (^___^)

Read More..

8.28.2009

Nasyid Awallun

Berawal dari sebuah mimpi, dan kehadiran seorang yang membawa perubahan dan perjuangan yang menyertainya. kini terwujudlah kami para munsyid asal smp n 11 jogja. beraliran musik lewat mulut, kami terus berjuang, membawa aliran musik nasyid kefefed...meskipun kami telah terpisah oleh sekolah yang berbeda namun semangat kami sebagai awalluners tetap membara. Angga Nungrawan asal kendal yang kini ada di skagata/smk 3 jogja, sebagai the solo suara 3. ada Rama ataw ito asli jogja pegang kendali penuh di back vokal 2, lalu Angki alias nugroho ctah jogja asli yang kini ada di sma n 1 cabang ngaglik pada posisi Back vokal 1, dan yang ditunggu tunggu siapa sih bass nya ada Sutrisno ataw nama panjangnya sutrisnoooooo......., kebetulan s3s.

Rama, dan AA, satu sekolah setelah lulus dari smp, kemudian daripada itu sang Lead vokal ada dede asal tasikmalaya, di import langsung dari jawa barat emang khusus di alih prfesikan dari aliran campur sari ke nasyid islami nyang sekarang nangkring di Man2 jogja. Hingga saat ini kami masih berusaha untuk tetap ada mengemban amanah ini menggantungkan sedikit asa. Meski kami jauh dari sempurna namun kami akan tetap berusaha meniatkan selalu karena Allah SWT,,,,doain kita ya??? tetep eksis,,,,^_^ make your dreams come true with open hearth Awallun player: Angga, Angki, Dede, Ito, Sutrisna,,ang the awallun boys Angga adi prasetya anf awallun spirit Rifky Maulana,,, and terima kasih selalu kpd seluruh yang bimbing awallun khususnya mbak Adin fitrah sukron tlah ngenalin kami nasyid ini, mas diky sukron bangetz aransemen and teknikya,,,,semua kluar dari hati..ang the greatest mosque Syuhada and sm@rt syuhada 2005 sukron.

Read More..

Profil Nasyid Awallun

Sejarah - Berdiri maret 2006, bermula dari SMP N 11 Jogjakarta. Beberapa anak muda yang tergabung di kerohanian Islam Darussholihin SMP N 11 jogja membentuk grup nasyid Awallun.

Nama Awallun yang berarti awal, dahulu diambil sebagai nasyid awal yang ada di SMP N 11 jogja. Namun seiring dengan berjalannya waktu akhirnya nama Awallun di jadikan sebagai singkatan dari “ Alunan Dakwah Lewat Lagu dan Nada “ harapannya semoga dengan nasyid bisa membuka nuansa Islam yang sejuk dengan seni Islam yang tidak kalah dengan seni usik yang lain, bahkan mempunyai nilai lebih dengan syairnmya yang kental dengan nuansa religi.


Salah satu personil dari SMP N 11 Yogyakarta :
Nama : Dede Herdiasyah
Tempat / tgl lahir : Tasikmalaya, 15 januari 1991
Alamat : Sudagaran, 36/10 Ngaglik, Trgalrejo, yk
Asal sekolah : MAN 2 Yogyakarta
Posisi : Lead Vokal 1
Motivasi hidup : Capai harapan dengan hari – hari yang bermanfaat.
sumber : www.awalluners.blogspot.com

Read More..

8.25.2009

Mengukur Bakat Lukis Anak-anak

(Siswi SMP 11 YK di Bernas.co.id) PERINGATAN 81 tahun SMP Taman Dewasa Ibu Pawiy­atan di Jalan Tamansiswa, Jogja terlihat cukup marak. Contohnya, hari Minggu, 2 Ok­tober silam, di kompleks Pendo­po Agung Tamansiswa, dari pagi sekitar pukul 08.00 WIB hingga tengah hari, digelar lomba lukis untuk siswa SD dan SMP.

Sekitar 200-an orang siswa SD kelas IV samai VI dan siswa SMP terlihat menyebar di su­dut-sudut Pendopo, tergantung mereka memilih tempat yang paling nyaman di mana, untuk menuangkan ide-ide kreatifnya ke atas kertas. Kali itu, dalam lomba terse­but panitia sengaja mengusung tema "Jogjaku Kota Budaya dan Wisata". Tema yang sangat mengandung nilai hisotoris dan mulia, di mana di Kota Jogja terkandung nilai-nilai luhur warisan para pendahulu.

Kepala SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan, Bapak Drs Budi Angkoso kepada Bernas Remaja mengatakan, lomba melukis bertema budaya dan wisata itu bertujuan untuk memberikan kegiatan yang positif bagi siswa berkaitan dengan seni dan bu­daya.
"Selain itu juga agar bakat dan minat siswa bisa berkem­bang dengan optimal," ujarnya.
Selain itu juga untuk membe­rikan kegiatan siswa agar dapat mengekspresikan bakat seni lukisnya, disamping juga lomba tersebut penting sebagai wadah untuk memunculkan calon-calon seniman yang berpotensi.
"Dan secara khusus, lomba seperti ini penting untuk me­ningkatkan dan mengembang­kan citra Tamansiswa, terutama SMP Taman Dewasa Ibu Pawiy­atan sebagai pusat seni dan budaya," ungkapnya lebih lan­jut.
Lebih jauh Pak Budi Angkoso mengatakan bahwa pengenalan seni dan budaya sejak dini pen­ting sebagai salah satu usaha untuk mengenali potensi anak seawal mungkin.
Dengan cara seperti itu, me­nurut Pak Budi, akan memper­mudah untuk menggali potensi yang dimiliki siswa. Yang itu, tentu akan bermanfaat bagi karir dan kelanjutan studi nan­tinya. Kalau tidak melanjutkan, maka pengembangan bakat dapat digunakan untuk menop­ang kehidupannya kelak.
"Sebab dari hobi atau minat khusus, kalau benar ditangani dengan serius, dapat menjadi ladang hidup bagi yang bersang­kutan," ujar Pak Budi.
Lantas siapa aja yang berha­sil menjadi juara? Ini nih. Un­tuk tingkat SD, Juara I Anggun Ardiani (siswa SD Muhammadi­yah 3 Wirobrajan), Juara II Dyah Nurul (SD Muhammadi­yah Sagan) dan Juara III Meis­ya Bahreza B (SDN 1 Adisucip­to).
Untuk tingkat ini, yang ber­hasil masuk nominasi terbaik yaitu Justine Caroline Ginting (SD Sindurejo), Dwiyan Bagas (SD Surokarsan, Jogja), Annisa Rahmawati (SD Kotagede 5), Rully Akfiani (SD Muhammadi­yah Karangkajen 1) dan Agni Ramayani (SD Taman Muda IP).
Semantara itu untuk tingkat SMP, yang jadi Juara I yaitu Alfian (SMPN 5 Jogja), Juara II Ni Made Dewi (SMPN 5 Jogja), dan Juara III Yudhistira B (SMP Budi Mulia 2).
Sedangkan di tingkat ini yang jadi nominator adalah Fera Agrineta P (SMPN 5 Jog­ja), Vona Prasmita (SMPN 8 Jogja), Ayuk Wijayani (SMPN 11 Jogja), Eliza Budi Purnasari (SMPN 1 Jogja) dan Muhamm­ad Hendra W (MTsN UIN Jog­ja).

Read More..

8.24.2009

Taekwondo SMPN 11 Raih Prestasi

JOGJA--Dua dari 3 atlet taekwondo SMPN 11 Jogja yang diturunkan di Kejuaraan Taekwondo se-Jawa Bali yang digelar STT Telkom di Bandung, 24 -26 April 2008 lalu, berhasil menorehkan prestasi menggembirakan. Mereka adalah Rikhana (Heavy Jr Pi) yang meraih medali emas serta Riyana Mustika (Light Jr Pi) yang meraih medali perak.
Keberhasilan mereka membanggakan Kepala Sekolah SMPN 11 Drs Sardiyanto dan pelatihnya, Sb Rangga. Sebab dojang SMPN 11 masih terbilang sangat muda, namun terbukti sudah bisa melahirkan atlet berprestasi.
"Kami merasa beryukur sekaligus bangga atas keberhasilan siswa-siswi kami dalam kejuaraan di Bandung tersebut. Semoga apa yang telah diraih mereka dapat memacu semangat siswa yang lain untuk lebih berprestasi khususnya dalam pengembangan diri," ucapnya.
Selain dojang SLTPN 11, dari DIY juga tampil taekwondoin-taekwondoin dari dojang UPN Veteran, UTY dan UIN. UPN berhasil membawa pulang 1 medali perak dan 1 perunggu.

Read More..

8.05.2009

Sejarah Sekolah

Sejarah SMP Negeri 11 Yogyakarta dimulai pada masa sebelum tahun 1959, yaitu masa kepindahan tugas bapak R. Suroto dati STP (Sekolah Tingkat Pertama) Sentolo ke SK (Sekolah Kerajinan) VI Yogyakarta. Menurut cerita SK VI Yogyakarta yang mempunyai dua jurusan yaitu jurusan kulit dan jahit adalah pecahan dari ST (Sekolah Teknik) jurusan kulit yaitu ST VIII Yogyakarta yang kesemuanya dipimpin oleh bapak Abdul Kadir. ST VIII itu semula adalah cabang dari STP 11 Yogyakarta yang kemudian mandiri dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Perlu kiranya diketahui tentang status sekolah-sekolah kejuruan waktu itu dalam beberapa waktu sebelumnya, khususnya sekolah teknik. STP 2 tahun, bermaksud melatih anak untuk menjadi tenaga yang siap pakai sebagai tukang. Lulusan ini tidak dapat melanjutkan sekolah. ST 3 tahun, bermaksud mendidik dan melatih anak menjadi teknisi (tenaga teknik). Lulusan ini dapat melanjutkan ke STM dan selanjutnya ke STT atau dapat juga ke ST 4 tahun. ST 4 tahun, bermaksud mendidik anak untuk menjadi mandor dan bahkan dapat mengajar STP 2 tahun. Sebelum ada integrasi STP 2 tahun menjadi STP 3 tahun dan Sk 2 tahun sudah beredar formulir tentang inventarisasi sarana prasarana dan pengajar. Maka dari hasil inventaris itulah menteri menetapkan STP yang diintegrasikan atau diubah menjadi ST atau SK (ST adalah sekolah teknik, SK adalah sekolah kerajinan). ST adalah STP III yang berdomisili di Mergangsang Kidul Yogyakarta yang inventarisasinya memadai dan ketentuan diubah menjadi STP II dan SK VI yang keduanya jurusan kulit. Dengan persetujuan menteri, SK VI Yogyakarta diijinkan membuka jurusan tekstil dan jahit, hal ini terjadi tahun 1967. Pada tahun 1959 ada penempatan kelas sekolah. Yang ditugaskan memimpin SK VI yaitu bapak Slamet. Beliau ini pindahan dari SK Cilacap. SK VI Yogyakarta di Mergangsang ini terselenggara sampai tahun 1964. Pada tahun 1964 ini semua sekolah kerajinan diintegrasikan menjadi ST 3 tahun, Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 5 April 1965 No. 59/Dirjen/BII/1965. Selanjutnya SK VI Mergangsang Yogyakarta yang mempunyai jurusan kulit dan tekstil hijrah ke Sudagaran Tegalrejo Yogyakarta. Beberapa tahun kemudian sampai dengan tahun 1970 ada pergantian pejabat kepala sekolah, antara lain seperti tersebut dibawah ini: Dari Bapak Slamet (pensiun) digantikan oleh Bapak R. Soebroto. Dari Bapak R. Soebroto (pensiun) digantikan oleh Bapak Agus Sulistyo Pribadi. Dari Bapak Agus Sulistyo Pribadi (pensiun) digantikan oleh Bapak Imam Tochit. Dari Bapak Imam Tochit (pensiun) digantikan oleh Bapak Muslan (Koordinator Kepala ST se-Kodya Yogyakarta)Terhitung mulai tanggal 1 April 1979 dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 17 Februari 1979 No. 030/U/1979. ST jahit dan tekstil diintegrasi menjadi SMP Negeri 11 Yogyakarta. Pada tahun 1980 pimpinan sekolah diserahterimakan dari Bapak Muslan kepada Bapak Abdul Manan, B.A. Masa jabatan Bapak Abdul Manan, B.A. berakhir dan kemudian digantikan oleh Bapak Drs.Sudarman, pindahan dari SMP IV Sentolo. Oleh karena Bapak Drs.Sudarman meninggal dunia karena kecelakaan pada waktu akan bertugas yaitu pada tanggal 11 Juni 1992, untuk sementara kepala sekolah SMP Negeri 11 Yogyakarta dijabat oleh Bapak S.Parjoto sampai pada kepala sekolah yang baru yaitu Bapak Drs.Kusmiarto pindahan dari SMP Kalibawang 11 Yogyakarta menggantikan almarhum Bapak Drs.Sudarman. Kemudian Bapak Drs.Kusmiarto digantikan oleh Bapak Drs.Marmo Sukidjo pindahan dari SLTP Negeri 2 Patuk. Kemudian Bapak Drs.Marmo Sukidjo digantikan oleh Bapak Drs.Sardiyanto pindahan dari SMP Negeri 15 Yogyakarta.

Read More..

7.05.2009

Nama Guru dan Karyawan

Tim Skuadra Splasta
Guru
Kepala Sekolah : Drs. Sardiyanto (Guru Elektronika)
Wakil Kepala Sekolah : Marius Sujendro, S.Pd (Guru Matematika)
1. Guru IPS : Dra. Nur Wahyumiati
2. Guru Matematika : Drs. Sudarsono, M.Pd
3. Guru Seni Musik : Karantina Putri Erawati, S.Pd
4. Guru Matematika : Sugi Edi Prayitno, S.Pd
5. Guru Bahasa Inggris : Ken Marpuli, S.Pd
6. Guru IPA : Sri Redjeki, S.Pd
7. Guru IPA : Komarudin, S.Pd
8. Guru BP : Sri Partini, S.Pd
9. Guru PAI : Lestariyanto, S.Pd I
10. Guru Bahasa Indonesia : Sri Widayati, S.Pd
11. Guru BP : Siti Zainur, BA
12. Guru Seni Rupa : Basrowi, S.Pd
13. Guru Bahasa Indonesia : Sri Hartini, S.Pd
14. Guru Bahasa Jawa : Priyo Purwanto, BA
15. Guru IPA : Dra. Ekaningsih Sri Sulastri
16. Guru PKn : Wiwik Suryani, S.Pd
17. Guru Pend. Ag. Kristen : Rumiyati, A.Ma
18. Guru IPS : Tri Eni Ernaningsih, S.Pd
19. Guru BP : Drs. Wiyono
20. Perpus & UKS : Siti Nur Widyastuti
21. Guru IPS : Dra. Witartini
22. Guru PAI : Siti Nuryaningsih, S.Pd I
23. Guru Matematika : Ani Puji Sundari, S.Pd
24. Guru Bahasa Inggris : Sukadi Prandono, A.Md
25. Guru TIK : Istiardi, S.ST
26. Guru PKn : Drs. Subandi
27. Guru Bahasa Indonesia & Pend. Ag. Katolik : Dra. Fransisca Rustiyati
28. Guru Elektronika : Drs. Yogo Puru Sapto
29. Guru Bahasa Inggris : Susi Puspitasari, S.Pd
30. Guru Bahasa Inggris : Yuli Sapta Wulandari, S.Pd
31. Guru Seni Tari : Dra. Dyah Ruliyati
32. Guru TIK : Agus Yuli Saputra, S.Kom
33. Guru Orkes : Aji Prasetyawan, S.Pd
34. Guru Orkes : Darmono, S.Pd
35. Guru PKK : Dra. Sri Sarjiati

Karyawan
1. Syamsu Bastian
2. Siti Yulistiyani
3. Isti Hapsari
4. Sigit Hernawan, S.Pd
5. Suwahyono
6. Sri Lestari Andayani
7. Sri Wahyuniwati
8. Adi Loka
9. Bekti Setyo P
10. Beta Sulistiawan, S.Si
11. Jadjri Suroso

Read More..

6.05.2009

Prestasi

* :: Sampai 2007/2008 ::
Untuk 2008/ 2009 keatas belum diupdate ...

Read More..

12.12.2008

Saran SMPN 11 yogya

Nama: Drs. SUDARSONO, M.Ed.
Mata Pelajaran yang di ajarkan: MATEMATIKA
E-Mail: sudsono@yahoo.com
Saya dari Mesan 14 Sinduadi, RT.01/31, Mlati, Sleman, DIY dan saya 45 [ P ].
Sekolah saya: SMPN 11 YOGYAKARTA
Di daerah: Jl. HOS Cokroaminoto 127, Tlp.619229, Tegalrejo,Yk
Propinsi: Daerah Istimewa Yogykarta
Homepage sekolah: http://belumada.net, sekarang -> (www.smpn11jogja.blogspot.com)<-
Saran: SMPN 11 yogya adalah salah satu SMP Negeri di Yogya yang berada di pinggir barat. Mayoritas siswanya berasal dari keluarga kurang mampu sehingga hasil belajar (mutunya) masih jauh dibanding SMP Negeri lainnya, walaupun hampir semua gurunya berpendidikan S1.

Untuk bisa meningkatkan mutu diperlukan kerjasama dan disiplin yang tinggi dari semua pihak untuk peduli terhadap SMP 11. Kepala sekolah harus tegas dan Bijaksana, segera menindak jika ada guru atau siswa yang melanggar disiplin. Para guru dan TU, harus bertanggung jawab terhadap tugasnya, Para siswa harus menggunakan waktunya untuk membaca buku, belajar diskusi ilmiah yang bermanfaat. Saya yakin dan percaya bahwa SMP 11 dikemudian hari akan lebih baik mutunya. Amin. (05/01/05)

Read More..

12.07.2008

KENDATI MENDUKUNG PERATURAN TENTANG SERAGAM; Sekolah Khawatir Kesulitan Lakukan Kontrol Terhadap Siswa

YOGYA(KR)- Kendati peraturan tentang seragam sekolah (batik dan identitas pelajar Kota Yogya) sempat menimbulkan kekhawatiran dari sekolah. Karena mereka khawatir jadi kesulitan untuk melakukan kontrol terhadap peserta didik yang jumlahnya cukup banyak. Namun sejumlah SMP dan SMA di Yogyakarta menyambut baik adanya peraturan tersebut. Bahkan sebagai bentuk keseriusan sudah ada yang mulai menyosialisasikan pada guru, komite dan perwakilan siswa. Hal itu dikemukakan oleh beberapa sekolah yang ditemui KR secara terpisah, Rabu (4/6). Kepala Sekolah SMP 11 Yogyakarta Drs Sardiyanto mengatakan, penggunaan seragam batik setiap hari Jumat bagi siswa kelas 1 selain bisa menyatukan para pelajar juga bisa melestarikan budaya lokal yang ada di Yogyakarta. Walaupun dalam praktik dirinya tidak memungkiri banyak siswa SMP yang belum memiliki pakaian batik. Kendati demikian pihaknya belum ada rencana untuk mengkoordinir pembelian seragam batik lewat sekolah. Kebijakan itu diambil, dengan harapan orang tua tidak merasa terbebani.
”Sesuai dengan aturan yang ada sekolah tidak mempunyai hak untuk menentukan motif atau model batik yang akan digunakan. Memang dengan pakaian batik dan tidak ada identitas sekolah kami jadi kesulitan untuk melakukan kontrol, apalagi jika jumlah siswanya mencapai ribuan,” jelasnya. Seraya menambahkan, tapi karena tujuannya untuk persatuan dan melestarikan budaya lokal, pihaknya akan berusaha melaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Terpisah Kepala Sekolah SMAN 8 Yogyakarta Drs Maryana MM mengaku tidak keberatan dengan adanya peraturan seragam sekolah yang tidak mencantumkan identitas khusus sekolah. Menurutnya keputusan itu diambil untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti tawuran dan sebagainya.
”Konsekuensinya, tidak adanya identitas sekolah itu bisa menghilangkan kebanggaan siswa terhadap almamater,” katanya.
Maryana menambahkan, pada hari Jumat, siswa menggunakan kemeja / blus batik bebas tiap individu dengan bagian bawah polos. Sedangkan pada hari Sabtu mereka diperbolehkan menggunakan pakaian bebas asal polos. Sebagai UPT Drs Maryana menyatakan akan berusaha melaksanakan aturan itu dengan sebaik-baiknya. Dengan catatan kalau ada masalah akan ada evaluasi.
”Tanpa seragam memang akan menyulitkan kontrol terhadap siswa, apalagi untuk sekolah yang siswanya sampai ribuan. Selain itu dari sisi keamanan parkir kendaraan, juga bisa menyulitkan karena umumnya sekolah tidak menggunakan karcis parkir,” tambahnya.
Menurut Maryana nantinya memang akan jadi gayeng karena masing-masing siswa akan mengenakan pakaian sesuai dengan selera dan kemampuannya. Sekolah sudah membagikan copy-an Perwal tentang seragam itu ke semua guru, komite, OSIS dan perwakilan siswa, karena nantinya pembuatan tata tertib sekolah akan mengacu pada perwal.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Drs Syamsuri MM mengemukakan mulai tahun ajaran baru besok setiap hari Jumat siswa kelas 1 menggunakan pakaian seragam batik. Hal ini dimulai dari SMP/SMA Negeri.
”Jika swasta ingin ikut, silakan. Ini bukan seragam jadi tidak ada kewajiban membeli. Yang sudah punya boleh digunakan,” katanya.
Tujuan penggunaan seragam batik ini untuk melestarikan budaya Yogyakarta. Ditegaskan, tidak ada tujuan khusus apalagi muatan politis dalam pemberlakuan kebijakan ini. Penggunaan batik di sekolah untuk mengenalkan generasi muda akan budaya Yogyakarta yang kini mulai luntur.
Selain siswa menurut Syamsuri para guru dan kepala sekolah juga mengenakan seragam batik. Langkah ini sudah disosialisasi-kan ke sekolah, siswa dan masyarakat. Tanggapan mereka cukup antusias.
”Sekolah tidak boleh memaksa harus beli di sekolah, silakan beli sendiri atau menggunakan yang ada di rumah. Ini bukan seragam sehingga tidak ada ketentuan warna, bentuk atau mode,” imbuhnya.
Sedangkan terkait atribut sekolah Pemkot Yogyakarta akan menggunakan identitas pelajar Kota Yogyakarta bukan identitas khusus masing-masing sekolah. Hal ini merupakan bentuk kebersamaan antar pelajar. Selain itu, juga untuk mengantisipasi hal-hal negatif, seperti tawuran dan perkelahian antar sekolah.

Read More..
Template by : kendhin x-template.blogspot.com